Dalam dunia demokrasi
Tiap hari suguhannya setumpuk teori
Yang mengandung angka dan hafalan tanpa bumbu
Tak boleh berpendapat, tak boleh menggugat
Mata senja telah menyaksikan
Sihir sesendok bubuk putih dan asap maut
Tetapi ia memilih untuk bungkam
Ia hilang mengabdi pada kertas merah
Apa kabar, Ibu Pertiwi
Anak sulungnya telah berempati pada yang mati
Tenang, masih ada pagi dan malam
Pemimpi bernurani takkan pernah terlelap
No comments:
Post a Comment